Novena Roh Kudus hari ke-3
Minggu, 12 Mei 2024.
Bacaan:
Bacaan I: Kis 1:15-17.20a.20c-26;
Mzm 103:1-2.11-12.19-20ab;
Bacaan II: 1Yoh 4:11-16;
Bacaan Injil: Yoh 17:11b-19.
Renungan Sore:
_Sicut tu Me misisti in mundum, et Ego misi eos in mundum: et pro eis Ego sanctificabo Meipsum: ut sint et ipsi sanctificati in veritate_ ; “Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia. Dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran”.
Seorang ayah mengingatkan ke-dua putranya untuk senantiasa berdoa dalam menjalankan kehidupan mereka. Doa menjadi sarana yang ampuh untuk menyadari akan Kasih Allah dalam hidup ini. Pesan ini dilaksanakan dengan baik oleh ke-dua putranya. Putra pertama senantiasa berdoa: Semoga ia selalu diberikan hal yang terbaik dalam hidupnya; boleh menerima segala sesuatu dari Tuhan sehingga hidupnya dipenuhi dengan kepuasan. Sedangkan adiknya berdoa agar dia senantiasa boleh berbagi apa yang dia miliki, baik dalam keadaan senang maupun susah; dia mohon agar dapat selalu memberikan yang terbaik bagi Tuhan dan sesama.
Kedua doa anak tersebut berkenan di hati Tuhan sehingga doa-doa mereka dikabulkan. Anak pertama menjadi seorang pengemis, hidup dari belas kasihan sesamanya; sehingga ia senantiasa dapat menerima dan mendapatkan sesuatu yang dimohonkan untuk kelangsungan hidupnya. Sedang adiknya menjadi orang yang berhasil, memiliki kekayaan yang cukup sehingga ia dapat selalu memberi dan berbagi dengan sesama khususnya kakaknya. Dari kisah diatas, kita bisa menyimpulkan, bila kita hanya memohonkan segala sesuatu untuk diri sendiri, maka kita jatuh pada egoisme diri yang akan mengantar kita pada kemiskinan mentalitas. Hanya mau menerima dan tidak mau berbagi, hanya menuntut hak dan tidak berani mengambil tanggung jawab dalam berbagi kepada sesama.
Paus Yohanes Paulus II berkata: "Tidak ada seorang yang teramat kaya sehingga dia tidak membutuhkan bantuan sesamanya; dan tidak ada seseorang yang teramat miskin hingga tidak dapat berbagi dengan sesama". Setiap dari kita diajak untuk menjadi saluran Berkat Tuhan. Mengasihi berarti berani memberi diri: waktu, tenaga, pikiran, hati dan hidup kepada sesama, khususnya keluarga, mereka yang dipercayakan Tuhan kepada kita. Pada saat kita berani berbagi kasih, kita diikutsertakan dalam karya keselamatan Tuhan.
Kontemplasi:
Bayangkanlah Allah yang senantiasa mengasihi anda dengan memberikan nyawanya-Nya kepada anda melalui Kristus.
Refleksi:
Bagaimana perwahyuan Allah sungguh membuat anda semakin dapat berbagi kasih dengan sesama?
Doa:
Ya Bapa, mampukanlah kami untuk berbagi kasih secara jujur, mengusahakan kebaikan bersama, dan membangun persaudaraan dengan sesama. Amin.
Perutusan:
Aku akan mengasihi sesama dengan belajar memberikan diri kepada sesama sekitarku.
– Rm. Antonius Yakin –