Renungan-Harian Status: publish
PW. St. Paulus Miki dkk (M)
Kamis, 06 Februari 2025.
Bacaan:
Bacaan I: Ibr 12:18-19.21-24;
Mzm 48:2-3a.3b-4.9.10-11;
Bacaan Injil: Mrk 6:7-13.
Renungan Sore:
Et exeuntes praedicabant ut poenitentiam agerent: et daemonia multa ejiciebant, et ungebant oleo multos aegros, et sanabant; “Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat. Mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak, dan menyembuhkan mereka”.
Sebagaimana Kristus mengutus murid-Nya, demikian pula kita diutus Yesus mewartakan Kerajaan Allah pada setiap makhluk. Pewartaan ditujukan bukan pertama-tama kepada sesama, namun yang utama kepada diri sendiri. Bagaimana kita sungguh mengimani dan menghidupi iman akan Allah yang dekat dan berbelas kasih kepada kita semua. Melalui iman yang dihidupi inilah, kita akan memiliki relasi yang mesra dengan Allah. Dia bukanlah Tuhan yang jauh dan menakutkan sebagaimana yang digambarkan dalam Perjanjian Lama.
Melainkan Allah yang dekat dan mengasihi kita, Allah yang berkenan menjadi manusia dalam diri Kristus, Allah yang mau disebut dengan panggilan Bapa. Melalui intimasi kita dengan-Nya, kitapun akan mendapatkan pelbagai anugerah yang berguna baik bagi hidup kita maupun bagi sarana pewartaan pada sesama. Mewartakan pertobatan dimulai dengan diri sendiri yang berani menerima Sakramen Tobat. Mengusir setan dengan menolak godaan dan kecenderungan melakukan dosa. Menyembuhkan, dengan berani mengampuni sesama yang bersalah pada kita.
Bukan hal yang mudah, namun selama kita mengandalkan kuasa Bapa bukan kekuatan manusia maka tidak ada yang mustahil. Itulah sebabnya, Yesus mewanti-wanti agar kita, para murid-Nya, tidak melulu memikirkan bekal dan persiapan dalam pelayanan. Dalam keterbatasan itulah, kita akan merasakan Kasih Allah yang mencukupkan segala kebutuhan kita. Kecukupan dalam hal materi ini akan mengajarkan kita tentang makna lepas bebas dalam pelayanan. Tidak menjadi angkuh saat mendapat pujian, dan tidak menjadi sakit hati serta putus asa saat mendapat penolakan. Melainkan tetap rendah hati saat pewartaan berhasil dan bersukacita saat karya pelayanan ditolak.
Kontemplasi:
Bayangkanlah Allah yang dekat dan mengasihi kita sebagai anak-anak-Nya.
Refleksi:
Bagaimana anda berani mewartakan Kasih Allah yang memampukan kita untuk bertobat, mengusir setan dan menyembuhkan sesama.
Doa:
Ya Bapa, ajarlah kami untuk mewartakan Kasih-Mu yang telah kami alami dalam hidup ini dengan tindakan nyata. Amin.
Perutusan:
Aku akan mewartakan Kasih Allah dimulai pada diriku dahulu.
– Rm. Antonius Yakin –