Renungan-Harian Status: publish

PW. Sta. Theresia dari Yesus (P)
Rabu, 15 Oktober 2025.

Bacaan:
Bacaan I: Rom 2:1-11;
Mzm 62:2-3.6-7.9;
Bacaan Injil: Luk 11:42-46.

Renungan Sore:

Vobis legisperitis vae: quia oneratis homines oneribus, quae portare non possunt, et ipsi uno digito vestro non tangitis sarcinas ; “Celakalah kalian juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kalian meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi kalian sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jari pun”.

Membaca, “merasakan", dan mencecap-cecap kata-kata sabda ‘celaka’ yang diucapkan oleh Yesus, yang muncul dalam pikiran kita adalah Yesus sedang geram dengan kaum Farisi dan ahli-ahli Taurat. Mereka itu dua golongan yang terpandang dan menduduki jabatan dalam masyarakat Yahudi. Mereka dihormati dalam agama mereka. Namun. mengapa bisa dikatakan ‘celaka’ oleh Yesus? Apa sebabnya?

Sebenarnya kecaman Yesus kepada orang Farisi dan ahli Taurat dapat juga ditujukan kepada kita semua. Bibit-bibit kemunafikan selalu ada dalam diri setiap manusia. Hanya saja kadarnya bisa berbeda tergantung situasi, kondisi, tempat, serta waktu. Jarang ada orang yang mudah menerima kesalahan dirinya sendiri. Hanya sedikit orang yang mau menerima kesalahan dengan legawa (hati terbuka, apa adanya), daripada dengan penolakan, menghindar.

Bukankah kita sering kali mendengar ungkapan, “Maling teriak maling?" Seperti orang berlomba siapa dulu yang mengatakannya dan lebih keras. Pengalaman seperti ini banyak terjadi di sekitar kita, entah kita ikut atau kita yang menjadi korbannya. Dalam keheningan, kita mencecap sabda ‘celaka’ yang juga ditujukan kepada kita. Kita rasakan, kita teliti kembali tindakan kita, kita buktikan kalau kita memang tidak terlibat dalam sabda celaka. Hati yang bening akan menuntun kita.

Kontemplasi:
Bayangkanlah Allah yang menuntun kita keluar dari kemunafikan menuju ketulusan dan keselamatan.

Refleksi:
Bagaimana anda berusaha agar memiliki hidup yang tulus, tanpa ditutupi dengan segala macam benteng kemunafikan?

Doa:
Ya Bapa, ajarilah kami untuk menjadi pribadi yang tulus, tidak mempergunakan posisi dan kemampuan hanya demi kepentingan pribadi. Amin.

Perutusan:
Aku akan belajar menjadi pribadi yang jujur dan tulus dalam melakukan segala karya.

– Rm. Antonius Yakin –